Workshop Penyusunan Program Sekolah Anti Perundungan dan Tindak Kekerasan

Workshop Penyusunan Program Sekolah Anti Perundungan dan Tindak Kekerasan

Ciampea-Selasa, 21 September 2021 SMK Pelita Ciampea 2 melaksanakan Workshop Penyusunan Program Sekolah Anti Perundungan dan Tindak Kekerasan yang merupakan kegiatan Program Roots Indonesia.


Peserta workshop menyimak penjelasan program Roots Indonesia

Perundungan dan tindak kekerasan dikenal banyak orang sebagai bullying. Baik disadari atau tidak, bullying terjadi di sekitar kita tak terkecuali lingkungan sekolah. Berdasarkan Penilaian Siswa Internasional atau OECD Programme for International Student Assessment (PISA), sebanyak 41% siswa Indonesia dilaporkan pernah mengalami perundungan. Persentase angka perundungan siswa di Indonesia ini berada di atas angka rata-rata OECD yang sebesar 23 persen (suara.com,02/05/2021). Pemerintah terus berupaya melakukan pencegahan dan penanganan kekerasan pada anak, dengan tujuan menciptakan iklim yang aman dan nyaman untuk anak belajar, sehingga visi pendidikan Indonesia, yaitu membentuk Profil Pelajar Pancasila dapat tercapai.

 


Siti Saadah, S. E selaku kepala sekolah mengajak semua warga sekolah untuk peduli terhadap perundungan dan tindak kekerasan

Perlindungan anak, khususnya pencegahan perundungan telah mendapatkan perhatian nasional tak terkecuali cyber bullying. Oleh karena itu, Pusat Penguatan Karakter Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi bekerja sama dengan UNICEF Indonesia menargetkan SMK Pelita Ciampea 2 sebagai SMK Pusat Keunggulan untuk mengimplementasikan program Roots Indonesia untuk Pencegahan Perundungan dan Kekerasan Berbasis Sekolah sebagai upaya penguatan karakter siswa dan upaya membangun iklim yang aman di sekolah dengan mengaktifkan peran siswa sebagai Agen Perubahan.


Doris Sundari, S.Pd, M. M memberikan pengarahan mengenai Program Roots

Doris Sundari, S.Pd, M. M (Pengawas Pembina KCD Wilayah 1 Prov. Jawa Barat) mengatakan, ”Perundungan ini jika dibiarkan akan semakin berbahaya untuk siswa-siswi semua, jadi pada saat kita memberikan tugas pada siswa harus terarah, terukur, terawasi dan terevaluasi. Maka dari itu dengan adanya pendidikan yang menyenangkan kita harus memberikan derajat kehidupan tetapi pendidikan yang menyenangkan tidak berarti harus berbuat menjadi manja, berubah menjadi cengeng karena itu efek-efek untuk disiplin, percaya diri dan bertanggung jawab jangan sampai kendor.”

Dalam implementasinya, kebijakan tersebut berfokus pada tenaga pengajar (guru), siswa, dan orang tua. Fokus penekanan program ini adalah pada peran siswa sebagai agen perubahan yang memiliki tujuan mengubah norma sosial di sekolah untuk menanamkan “Perilaku Positif” dengan menggunakan pendekatan jejaring sosial sehingga dapat memberikan inspirasi dan membuat perubahan positif disertai pelatihan guru “Disiplin Positif” terutama ekosistem pendidikan.

Dari sisi guru, siap membimbing siswa agar menjadi generasi yang baik untuk keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar sehingga bersama siswa menciptakan lingkungan kelas yang aman untuk memutuskan rantai perundungan dan tindak kekerasan.

 


Kesiswaaan bersama Waka. Kurikulum siap membantu pemerintah menjalankan Program Roots Indonesia

Perlu diketahui bersama, bullying atau perundungan merupakan perilaku menyakiti orang lain secara fisik maupun psikis yang terjadi berulang kali dengan dampak jangka panjang dan harus dihentikan oleh pihak sekolah ataupun lingkungan sekitar dengan memberikan arahan dan bimbingan. Semoga kegiatan workshop yang telah dilaksanakan di SMK Pelita Ciampea 2 ini bisa bermanfaat dan bisa diterapkan di lingkungan sekolah.

Pelitacorner-salwa/junnie

Author’s Posts